Reflection from 1 Corinthians : 1 (indonesian)
1 Korintus 1:17-2:5Saudara saudari yang terkasih dalam Tuhan, pada sore hari ini saya ingin menyampaikan satu hal yang menurut saya penting sekali di dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Hal itu adalah hal mengenai kemampuan Alah. Jujur saja, pengetahuan saya tentang Allah hanyalah terbatas, dan saya yakin sampai hari tua sayapun saya tidak akan bisa mengerti secara sepenuhnya tentang Allah dan aspek aspek mengenai Allah.
Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia sia.
Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis:
“Aku akan membinasakan hikmat orang orang berhikmat dan kearifan orang orang bijak akan Kulenyapkan”
Dimanakah orang berhikmat? Dimanakah ahli Taurat? Dimanakah pembantah dari dunia ini? Bukanka Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh Karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. Orang orang Yahudi menghendaki tanda dan orang orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. Ingat saja, saudara saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh dari dunia, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
Tetapi pada hari ini, saya ingin sekali untuk mengingatkan saudara saudari sekalian dan saya sendiri akan siapa itu Tuhan Allah kita. Saya ingin membawa saudara saudari lagi untuk mengingat betapa mulia, menakjubkan dan indahnya Allah yang memiliki kita ini. Dan saya sungguh berdoa supaya saudara bisa setiap harinya tumbuh makin mengasihi dan menghormati dan tunduk kepada Allah yang maha besar ini.
Saya ingin mengundang saudara dan saudari untuk mengingat kembali bagaimana dulu sebelum kita mengenal Allah. Dimana kita masih mati di dalam dosa kita. Jangan pernah lupakan siapa kita sebenarnya tanpa Tuhan, kita hanyalah mayat hidup yang berjalan tanpa tujuan sampa Tuhan menghidupkan kita dan memberikan nyawa kepada kita melalui Roh KudusNya.
Kenapa saya ingin mengingatkan kembali kepada saudara saudari akan hidup kita sebelum kita dieselamatkan, yaitu Karena sering kali, kita lupa akan hal itu, dan kita menjadi tinggi hati. Kita lupa bahwa diri kita tanpa Tuhan adalah mati. Kita lupa bahwa keselamatan kita didapatkan hanya oleh Karena kasih karunia yang telah diberikan kepada kita secara Cuma Cuma dengan iman, bukan Karena hasil usaha kita, tetapi pemberian Allah, supaya jangan ada yang memegahkan diri.
Dan hal inilah yang Paulus sedang hadapi di dalam gereja Korintus pada jaman itu. Sejarah telah membuktikan dengan jelas bahwa manusia tetap selalu jatuh dalam dosa yang sama, apa yang kita lihat di gereja Korintus seringkali kita lihat di gereja gereja sekarang, lebih dari itu terkadang juga terjadi di gereja kita sendiri.
Surat Korintus ini memang terkenal sebagai surat yang dikirim Paulus kepada gereja yang sedang mengalami banyak pencobaan dari luar maupun dalam gerejanya sendiri. Dan di ayat sebelumya kita melihat bahwa di gereja Korintus ada perpechan antara orang yang mengaku dirinya adalah pengikut Paulus, Kefas dan Appolos, bukannya pengikut Yesus. Dan juga ada orang orang yang lebih mengandalkan kemampuan dan karisma mereka untuk mendapatkan keselamatan daripada tunduk dan beriman kepada Yesus Kristus.
Roma 1 ayat 21 mengatakan “sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memulikaan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.”
Inilah hal yang Paulus hadapi pada saat itu, dimana jemaat jemaat di gereja Korintus berselisih sampai berpecah belah Karena mereka menolak untuk tunduk kepada Tuhan dan memuliakan Tuhan sebagai Tuhan.
Bapak ibu dan saudara saudari sekalian, pada hari ini saya ingin mengingatkan kembali akan arti Injil yang Paulus dan semua murid murid Yesus percaya dan sebarkan, dan betapa berharganya Injil ini.
Ayat 7 mengatakan bahwa “apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilah Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah”
Ketika Paulus menuliskan ayat ini kepada jemaat di Korintus, Paulus tidak bermaksud untuk mengatakkan bahwa orang yang mengikut Yesus adalah orang orang yang lemah, bodoh, tidak terpandang dan hina di mata orang orang. Paulus, sebagai orang Farisi pasti sering mendengar cerita tentang raja Daud dan segala kehebatannya, dan juga cerita cerita tentang pahlawan pahlawan di Perjanian Lama. Dan jika kita lihat daftar prestasi mereka, kita bisa lihat bahwa mereka itu jauh lebih hebat dari orang orang yang ada di jaman itu. Tetapi, Paulus, sebagai orang Farisi pasti juga tau dengan jelas bahwa pahlawa pahlawan ini tau dan mengakui bahwa prestasi dan kesuksesan mereka datangnya hanyalah dari Allah dan untuk Allah saja..
Perbedaan yang jelas dari orang yang dari dunia dan orang yang dipilih dan dipakai Tuhan adalah orang yang dari dunia hanya mengandalkan apa yang mereka punya saja (seperti hikmat dan kearifan), mereka tidak mau mengakui bahwa segala yang mereka terima adalah milik Allah. Orang orang yang seperti inilah yang tidak diselamatkan. Karena keangkuhan mereka, mereka menolak untuk menunduk dan mengakui bahwa Yesus Kristus adalah raja atas dunia dan atas hidup mereka.
Tetapi orang yang Paulus tulis di ayat 7 ini bukan menunjukkan hal hal yang terlihat di luar tetapi di dalam hati mereka. Orang orang yang Allah pilih adalah orang orang yang tau dan mengakui bahwa Tuhan adalah Tuhan sang pencipta yang memiliki segalanya. Orang orang ini, meskipun berprestasi tinggi atau tidak, tetap sadar bahwa mereka adalah orang yang hina, lemah dan bodoh tanpa Tuhan. Mereka mengakui bahwa berkat talenta dan kebijaksanaan mereka datangnya hanyalah dari Tuhan dan kepunyaam mereka itu adalah milik Tuhan. Dan saya yakin, jika semua harta benda dan talenta mereka diambil oleh Tuhan, mereka tetap bisa bersyukur memuji Tuhan dan tetap berharap kepada Tuhan. Kenapa? Karena mereka memiliki Injil dan kepastian.
Injil ini adalah suatu kisah cinta tentang manusia yang telah mati karena dosa, tetapi dihidupkan kembali melalui Yesus Kristus, Tuhan yang lahir, hidup, mati dan bangkit kembali untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Dan Dia datang dan mati bukan karena apapun yang telah kita lakukkan tetapi hanya karena kasih karuniaNya.
Makadari itu, marilah kita hidup di dalam kasih karunia yang telah diberikan kepada kita. Mari kita dengan semangat berdoa dan mendalami FirmanNya. Karena ketika kita berdoa, kita mengakui bahwa Allah adalah Allah yang maha kuasa dan Dia adalah Allah yang mampu melakukkan segala perkara. Dan Tuhan senang bilamana Ia melihat anakNya bersandar padaNya dan memuji namaNya.
Dan diwaktu kita membaca Firman Tuhan, kita diingatkan kembali akan janji janji yang Dia telah berikan kepada kita. Kita diingatkan lagi akan siapa Tuhan yang kita sembah ini. Dan disaat kita membaca FirmanNya, Tuhan berbicara kepada kita, akan kehendakNya dalam hidup kita.
Saya sungguh bersyukur melihat bapak2 dan ibu2 yang tiap minggu dengan setia datang dan beroa bersama untuk gereja ini, karena segalannya berasal hanya dari Allah dan untuk Allah saja. Bagaimana bisa kita melakukkan pelayanan dalam nama Tuhan jika kita tidak memberikan tempat kepada Tuhan untuk bekerja di dalam hidup kita. Bagaimana bisa kita melayani Tuhan jika kita tidak melibatkan Tuhan dalam pelayanan kita.
Charles Spurgeon, seorang pendeta yang terkenal di Amerika, selalu mengatakkan bahwa persekutuan doa adalah mesin dari sebuah gereja. Lebih dari itu,Yesus sendiri tidak pernah berhenti berdoa untuk anak anaknya dan seluruh pelayanannya. Bagaimana bisa kita berhenti berdoa dan merenungkan FirmanNya?
Saya mau tutup dengan membaca kembali ayat 28-31. Tetapi apa yang bodoh dari dunia, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
Comments